menurut saya PT di Indonesia saat ini masih berorientasi mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya sehingga menjadi sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan oleh PT, proses pendidikan yg dijalankan seadanya dengan dalih banyaknya kendala/kekurangan, sehingga mutu lulusan menjadi tidak diperhatikan.hal ini sudah sangat tampak jelas, para lulusan PT walaupun sdh mendpt gelar sarjana tapi tdk memiliki kemampuan dibidangnya.
nasrudin irawan - 11 years ago
Pak Ben ysh.
Ada masalah lain di perguruan tinggi bagi instansi pengguna yang kami rasakan, yaitu dalam penamaan nomenklatur yang tidak sistimatis. Hal ini akan dirasakan bagi institusi yang akan merekrut pegawai. Kerugian bisa terjadi pada pelamar ketika mau cari kerja karena nama jurusannya tidak sama persis dengan formasi yang ditawarkan instansi, karena nama bidangnya yang tidak baku.
Apakah mungkin nomenklatur di perguruan tinggi distandarkan misal menjadi 3 digit. Contohnya sbb:
1. Kemungkinan formasi hanya mensyaratkan asal sarjana, maka dia akan cantumkan kode formasi S1 saja, artinya semua sarjana bisa melamar.
2. Mungkin formasi harus diduduki seorang sarjana Teknik, maka mungkin kodenya S1.5. Semua sarjana teknik bisa melamar.
3. Mungkin formasi harus diduduki seorang sarjana teknik sipil, maka mungkin kodenya S1.5.7. Hanya sarjana teknik sipil yang bisa melamar.
4. Mungkin formasi harus diduduki serang teknik sipil jurusan konstruksi, maka mungkin kodenya S1.5.7.2. Hanya sarjana teknik sipil jurusan konstruksi yang bisa melamar.
Seandainya semua nama jurusan harus menyesuaikan dengan nomenklatur yang dikendalikan oleh Diknas, maka akan mempermudah dalam penyaluran lulusan dan perekrutan pegawai.
Tks. Nasrudin.
Muslim Budiman - 11 years ago
Ada satu pandangan yg "mungkin" agak salah saat lulusan SMU dan memutuskan untuk kuliah, yaitu mencari perguruan tinggi favorit dgn indikator banyak mahasiswanya.
Dan perguruan tinggi pun bangga jika memiliki mahasiswa dan lulusan nya banyak.
Padahal seharusnya PT memiliki rasa tanggung jawab atas apakah lulusan mereka mampu mencari dan atau menciptakan peluang kerja.
Jadi menurut saya prioritas PT saat ini adalah meningkatkan kualitas massa dan alumni mereka sehingga mampu dan sisi menghadapi dunia kerja.
heru - 11 years ago
menurut saya di Indonesia rata rata institusi pendidikan tinggi hanya memperbayak lulusan tapi kurang berbobot dengan kata lain hanya mengejar faktor materi tampa banyak membuat perubahan pada lulusannya ,sangat di sayangkan maka timbullah sarjana tampa spesipikasi skill lain hal nya di luar negri setiap lulusan perguruan tinggi harus menguasai satu skill dan bidang tertentu dan teruji, dan lagi lulusan perguruan tinggi di Negara kita kurang menguasai bahasa asing jadi kurang keserap untuk pangsakerja pasar luar negeri. kerena selama masa perkuliahhan bahasa asing hanya dapat 2 sampai 4 smester dan kurang ditekan kan untuk bisa presentasi dalam bahasa asing ,yah semoga bisa jadi bahan pertimbangan maju lah bangsa ku
menurut saya PT di Indonesia saat ini masih berorientasi mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya sehingga menjadi sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan oleh PT, proses pendidikan yg dijalankan seadanya dengan dalih banyaknya kendala/kekurangan, sehingga mutu lulusan menjadi tidak diperhatikan.hal ini sudah sangat tampak jelas, para lulusan PT walaupun sdh mendpt gelar sarjana tapi tdk memiliki kemampuan dibidangnya.
Pak Ben ysh.
Ada masalah lain di perguruan tinggi bagi instansi pengguna yang kami rasakan, yaitu dalam penamaan nomenklatur yang tidak sistimatis. Hal ini akan dirasakan bagi institusi yang akan merekrut pegawai. Kerugian bisa terjadi pada pelamar ketika mau cari kerja karena nama jurusannya tidak sama persis dengan formasi yang ditawarkan instansi, karena nama bidangnya yang tidak baku.
Apakah mungkin nomenklatur di perguruan tinggi distandarkan misal menjadi 3 digit. Contohnya sbb:
1. Kemungkinan formasi hanya mensyaratkan asal sarjana, maka dia akan cantumkan kode formasi S1 saja, artinya semua sarjana bisa melamar.
2. Mungkin formasi harus diduduki seorang sarjana Teknik, maka mungkin kodenya S1.5. Semua sarjana teknik bisa melamar.
3. Mungkin formasi harus diduduki seorang sarjana teknik sipil, maka mungkin kodenya S1.5.7. Hanya sarjana teknik sipil yang bisa melamar.
4. Mungkin formasi harus diduduki serang teknik sipil jurusan konstruksi, maka mungkin kodenya S1.5.7.2. Hanya sarjana teknik sipil jurusan konstruksi yang bisa melamar.
Seandainya semua nama jurusan harus menyesuaikan dengan nomenklatur yang dikendalikan oleh Diknas, maka akan mempermudah dalam penyaluran lulusan dan perekrutan pegawai.
Tks. Nasrudin.
Ada satu pandangan yg "mungkin" agak salah saat lulusan SMU dan memutuskan untuk kuliah, yaitu mencari perguruan tinggi favorit dgn indikator banyak mahasiswanya.
Dan perguruan tinggi pun bangga jika memiliki mahasiswa dan lulusan nya banyak.
Padahal seharusnya PT memiliki rasa tanggung jawab atas apakah lulusan mereka mampu mencari dan atau menciptakan peluang kerja.
Jadi menurut saya prioritas PT saat ini adalah meningkatkan kualitas massa dan alumni mereka sehingga mampu dan sisi menghadapi dunia kerja.
menurut saya di Indonesia rata rata institusi pendidikan tinggi hanya memperbayak lulusan tapi kurang berbobot dengan kata lain hanya mengejar faktor materi tampa banyak membuat perubahan pada lulusannya ,sangat di sayangkan maka timbullah sarjana tampa spesipikasi skill lain hal nya di luar negri setiap lulusan perguruan tinggi harus menguasai satu skill dan bidang tertentu dan teruji, dan lagi lulusan perguruan tinggi di Negara kita kurang menguasai bahasa asing jadi kurang keserap untuk pangsakerja pasar luar negeri. kerena selama masa perkuliahhan bahasa asing hanya dapat 2 sampai 4 smester dan kurang ditekan kan untuk bisa presentasi dalam bahasa asing ,yah semoga bisa jadi bahan pertimbangan maju lah bangsa ku